Berkunjung ke Al Zaytun

�Hari Sabtu tgl 18 Agustus 2007, kami bersama keluarga berkunjung ke Ma’had Alzaytun. Disana kami disambut dengan ramah oleh petugas. Kami diajak berkeliling Ma’had oleh guide Bapak Novi yang juga merupakan dosen teknik lingkungan di Al Zaytun University.

Tak Banyak kata yang bisa terucap jika kita berkunjung ke pesantren termegah se Asia Tenggara ini, selain ucapan takjub atas kemegahan bangunan Ma’had ditengah-tengah lahan yang tandus nan gersang. Semua ini terjadi tak lepas dari kuasa Allah, terlepas dari pro-kontra yang terjadi di masyarakat yang jelas Alzaytun adalah kebanggaan milik umat Islam, khususnya Bangsa Indonesia.

Semoga Alzaytun bisa menjadi oasis di tengah bumi Indramayu yang gersang. Gersang ilmu, gersang budaya, gersang akhlak dan gersang nilia-nilai spiritual. Lebih jauh dari itu, semoga Al Zaytun bisa lepas dari pro kontra mengenai keterkaiitannya dengan gerakan KW IX NII. Dan pada gilirannya Alzaytun dapat menunjukkan kepada dunia kebesaran kebudayaan Islam, Allahumma Amiin…..

Alzaytun sangat piawai dalam mengelola lahan tandus menjadi lahan yang subur dan makmur. Lahan yang sebelumnya tandus disulap menjadi lahan subur dimana semua jenis tanaman bisa tumbuh didalamnya, tidak terkecuali buah tin dan zaytun yang habitat aslinya dari timur tengah. Berdasarkan keterangan dari Bpk Novi, guide kami sewaktu berkunjung kesitu, pohon zaytun dapat tumbuh selama ribuan tahun. Mungkin itu pula yang mendasari penamaan Ma’had Al Zaytun, agar ma’had ini dapat eksis selama ribuan tahun, semoga… Mereka menyiasati musim kemarau dengan membangun waduk “istisqo”. Ketika kami menanyakan apakah di Alzaytun pernah diadakan shalat istisqo (shalat memohon hujan), sehubungan kemarau berkepanjangan yang menyebabkan kekeringan sebagian sawah di Indramayu, Pak Novi dengan ringan menjawab: inilah bentuk shlat istisqo kami, yaitu waduk istisqo: shalat istisqo dengan teknologi. Waduk ini luasnya 1 ha lebih dengan kedalaman 9 m. Di musim penghujan, waduk ini berfungsi menampung air hujan untuk mencegah banjir. Sementara dimusim kemarau, waduk ini digunakan untuk mengairi lahan pertanian yang merupakan sumber kehidupan untuk semua warga Alzaytu.

Perlu diketahui, Alzaytun adalah sebuah komunitas yang hidup dengan sistem perekonomian swa kelola. semua bahan makanan dihasilkan sendiri dari sawah, kebun, peternakan dan perikanan yang dikelola sendiri. Selain itu, bahan-bahan untuk pembangunan fisik juga dikerjakan sendiri, seperti pembuatan mebel, fabrikasi logam dan batako maupun paping block, semuanya dibikin sendiri. Hanya raw-material yang didatangkan dari luar, begitu kata kang Novi. Selain itu untuk konsumsi makanan sampai laundry juga dikelola sendiri. Untuk menghidupi 8000 santri dan 2000 karyawan, setiap harinya dapur Al zaytun menghabiskna 5 kuintal beras!

Begitu banyak ketakjuban yang terjadi di Alzaytun, kita tidak pernah tahu dari mana asal dananya, siapa dan apa latarbelakang pengelola dan orang-orang yang ada dibalik keberadaannya, semuanya sampai saat ini masih belum terbuka. Semua civitas akademika ma’had dari santri, karyawan, guru – dosen, maupun pengurusnya tidak pernah terbuka jika ditanya masalah sumber finansialnya, hanya ada satu kata untuk semua pertanyaan yang berkaitan dengan sumber finansial. Dari ummat titik.

Semua ini tidak lepas dari rencana Allah, semoga ini merupakan rencana baik, dan kita sebagai umat Islam harus berhusnudzan kepada Al Zaytun, moga-moga Alzaytun benar adanya salah satu pertanda kebangkitan Islam, sehingga Islam menjadi jaya seperti zaman-zaman terdahulu. Allahumma Izzatul Islam wal muslimin….

salam,

Gedung asrama santri yang berjumlah 8000 orang….

Waduk�Istisqo:�upaya�shalat�istisqo�menggunakan�teknologi

 

Para santri yang baru pulang sekolah menuju asramanya masing-masing. Kehidupan yang menjunjung tinggi disiplin. Para santri dengan tertib berjalan disebelah kiri jalan tanpa melewati jalur pembatas untuk pejalan kaki dan tanpa buang sampah sembarangan…

Masjid Rahmatan lilalamin, masjid dengan desain canggih yang direncanakan dapat tegar berdiri sampai ratusan tahun. Masjid ini direncanakan selesai pembangunannya dalam 1000 hari, namun ketika penulis berkunjung (18/08/07) pembangunannya belum selesai, meskipun sudah menghabiskan waktu 2056 hari. Semoga banyak donatur yang tergerak hatinya untuk menyumbang, sehingga masjid yang direncanakan sebagai masjid tertinggi di dunia ini akan cepat rampung pembangunannya dan menjadi kebanggaan umat Islam bangsa Indonesia.

Meskipun kecil nilainya, semoga shadaqah dari kami yang diserahkan melalui kang Novi utnuk diserahkan kepada panitia pembangunan masjid ikut berkontribusi dalam pembangunan masjid, dan semoga menjadi amal jariah, amiin…

Sebenarnya masih banyak cerita yang ingin aku tulis dari perjalanan liburan 17 an kami, namaun karena aku punya kewajiban kepada perusahaan, aku kerja dulu ya……